Kamis, 21 Oktober 2010

Keutamaan Membaca Shalawat

Apabila kita perhatikan dan kita pelajari sejumlah hadits yang mengemukakan fadilah-fadilah dan faedah-faedah bershalawat, dan satu persatu kita ambil pengertian, maka dapat kita simpulkan bahwa faedah-faedah bershalawat adalah : 

       1. Dapat memperoleh limpahan rahmat dan kebaikan dari Allah SWT.
       2. Dapat mengangkat ( meninggikan ) derajat dan menghapus kejahatan dan kesalahan.
       3. Memperoleh pengakuan kesempurnaan iman, jika kita membacanya 100 ( seratus ) kali.
4     4. Menjauhkan kerugian, penyesalan, dan dimasukan ke dalam golongan orang-orang yang shaleh.
 5. Mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.( Taqarrub ilallah). 
6. Memperoleh pahala seperti pahala memerdekakan budak ( hamba sahaya ) 
7. Dapat memperoleh Syafa’at di hari qiamat. 
 8. Memperoleh penyertaan dari Malaikat Rahman. 
      9. Memperoleh hubungan yang rapat dengan Nabi, sebab jika seseorang yang bershalawat dan  mengucapkan salam untuk Nabi, maka shalawat dan salamnya itu akan disampaikan oleh Malaikat kepada Nabi. 
                      10.  Membuka kesempatan untuk berbicara dengan Nabi.
11. Menghilangkan kesusahan, kegundahan dan kebingungan, serta melapangkan rizqi.
12. Akan dilapangkan dada dalam menghadapi berbagai masalah. Hal ini jika seseorang membaca shalawat 100 ( seratus ) kali.
13. Menghapuskan dosa. Hal ini jika seseorang membiasakannya membaca tiga kali setiap hari.
14. Menggantikan shadaqah bagi orang yang tidak sanggup bershadaqah.
15. Melipatgandakan pahala yang diperoleh. Hal ini apabila seseorang memperbanyak membaca shalawat di hari Jum’at.
16. Mendekatkan kedudukan kepada Rasulullah di hari qiamat.
17. Menjadikan sebab do’a diterima oleh Allah.
18. Dapat melepaskan diri dari kebingungan di hari qiamat. Maka apabila seseorang meninggalkan shalawat kepada Nabi, maka ia akan menghadapi kebingungan dan kekacauan dalam mahkamah di padang Mahsyar.
19. Memenuhi satu hak Nabi, atau menunaikan satu tugas ibadah yang diwajibkan atas ummatnya. Apabila seseorang tidak bershalawat, ia berarti enggan memenuhi hak Nabi yang wajib ia penuhi.
20. Dipandang sebagai seorang yang mencintai Nabi.
Dikabulkan segala kebutuhannya.

Shalawat Nabi

Allah telah mengutus nabi Muhammad dan telah memberinya kekhususan dan kemuliaan untuk menyampaikan risalah. Ia telah menjadikannya rahmat bagi seluruh alam dan pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa serta menjadikannya orang yang dapat memberi petunjuk ke jalan yang lurus. Maka seorang hamba harus taat kepadanya, menghormati dan melaksanakan hak-haknya. Dengan segala jasa beliau kepada umat manusia, lalu Allah menyebutkan tindakan yang pantas untuk dilakukan kepada belliau, yakni mengucapkan shalawat. Allah swt berfirman:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Al-Ahzab: 56)
Banyak pendapat tentang pengertian Sholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam, dan yang benar adalah seperti apa yang dikatakan oleh Abul Aliyah: “Sesungguhnya Sholawat dari Allah itu adalah berupa pujian bagi orang yang bersholawat untuk beliau di sisi malaikat-malaikat yang dekat” -Imam Bukhari meriwayatkannya dalam Shohihnya dengan komentar yang kuat- Dan ini adalah mengkhususkan dari rahmat-Nya yang bersifat umum. Pendapat ini diperkuat oleh syekh Muhammad bin ‘Utsaimin.
Salam: Artinya keselamatan dari segala kekurangan dan bahaya, karena dengan merangkaikan salam itu dengan sholawat maka kitapun mendapatkan apa yang kita inginkan dan terhapuslah apa yang kita takutkan. Jadi dengan salam maka apa yang kita takutkan menjadi hilang dan bersih dari kekurangan dan dengan sholawat maka apa yang kita inginkan menjadi terpenuhi dan lebih sempurna.
Hukum BershalawatKepada Nabi saw
Kaidah ushul menyebutkan, asal perintah adalah untuk menunjukkan kewajiban. Dengan adanya kaidah ini, perintah Allah untuk bershalawat di dalam surat al-Ahzab bisa difahami sebagai sebuah kewajiban. Namun di sini para ulama’ berbeda pendapat tentang kapan pelaksanaan kewajiban ini. Ada di antara mereka mengatakan kewajibannya adalah sekali dalam seumur hidup. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa shalawat di dalam tasyahhud adalah wajib. Sebagaimana dikatakan oleh Al-Qodhi Abu Bakar bin Bakir berkata: “Allah swt telah mewajibkan makhluk-Nya untuk bersholawat dan salam untuk nabi-Nya, dan tidak menjadikan itu dalam waktu tertentu saja. Jadi yang wajib adalah hendaklah seseorang memperbanyak sholawat dan salam untuk beliau dan tidak melalaikannya.” Dan ada pula yang mengatakan bahwa perintah di dalam ayat di atas dimaknai dengan sunnah saja.
Saat-Saat Yang Disunnahkan Membaca Sholawat Untuk Nabi saw
Di dalam kitab Jila’ul Afham, Ibnul Qayyim al-Jauziyyah menyebutkan 40 tempat yang disunnahkan untuk mengucapkan shalawat. Di antaranya adalah sebagai berikut;
1- Sebelum berdoa, sebagaimana disebutkan oleh Fadhalah bin ‘Abid: “Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam mendengar seorang laki-laki berdoa dalam sholatnya, tetapi tidak bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: “Orang ini tergesa-gesa” Lalu beliau memanggil orang tersebut dan bersabda kepadanya dan kepada yang lainnya: “Bila salah seorang di antara kalian sholat (berdoa) maka hendaklah ia memulainya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah lalu bersholawat untuk nabi, kemudian berdoa setelah itu dengan apa saja yang ia inginkan.” [H.R. Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dan Hakim]
2- Ketika menyebut, mendengar dan menulis nama beliau, berdasarkan kepada sabda Rasulullah saw:
“Celakalah seseorang yang namaku disebutkan di sisinya lalu ia tidak bersholawat untukku.” [H.R. Tirmidzi dan Hakim]
3- Dianjurkan memperbanyak shalawat Nabi pada hari Jum’at, sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari ‘Aus bin ‘Aus: “Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya di antara hari-hari yang paling afdhal adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah sholawat untukku pada hari itu, karena sholawat kalian akan sampai kepadaku……” [R. Abu Daud, Ahmad dan Hakim]
4- Ketika masuk dan keluar masjid, sebagaimana disebutkan di dalam hadis yang diriwayatkan dari Fatimah ra, ia berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Bila anda masuk mesjid, maka ucapkanlah: ”Dengan nama Allah, salam untuk Rasulullah, ya Allah sholawatlah untuk Muhammad dan keluarga Muhammad, ampunilah kami dan mudahkanlah bagi kami pintu-pintu rahmat-Mu.” “Dan bila keluar dari mesjid maka ucapkanlah itu, tapi (pada penggalan akhir) diganti dengan: “Dan permudahlah bagi kami pintu-pintu karunia-Mu.” [H.R. Ibnu Majah dan Tirmidzi]
5. Ketika Shalat jenazah
Disyari’atkan bershalawat pada shalat jenazah setelah takbir yang kedua didasarkan atas hadis yang diriwayatkan oleh Abu Umamah ra, bahwa beliau diberitahu oleh seorang shahabat nabi; Bahwa sunnah di dalam shalat bagi mayat adalah imam bertakbir, kemudian membaca Fatihatul Kitab (surat al-Fatihah) setelah takbir pertama, kemudian bershalawat kepada Nabi saw (Hadis Shahih, diriwayatkan oleh an-Nasa’i dan yang lainnya)
Celaan Bagi Yang Tidak Bersholawat Untuk Nabi.
Mengingat benyaknya jasa Rasul kepada kita, tentu layak kalau kita mendo’akan beliau. Terlebih lagi karena do’a itu bukan untuk beliau sendiri, tetapi untuk kita sendiri. Sebab ketika kita mengucap shalawat, banyak keutamaan yang diberikan kepada kita. Maka orang yang tidak mau mengucap shalawat kepada Nabi saw adalah sebuah tindakan kurang ajar, sekaligus sombong. Setidaknya kekurangajaran itu digambarkan di dalam riwayat dari Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah saw bersabda: “Orang yang paling bakhil adalah seseorang yang jika namaku disebut ia tidak bersholawat untukku.” [H.R. Nasa’i, Tirmidzi dan Thabaraniy]

Keajaiban Shalawat Nabi (kisah “SUFYAN ATS-TSAURI DAN KISAH ANAK SI TUKANG RIBA”.)

Sholawat Nabi SAW dipercaya telah menjadi syafa'at, rahmat, berkah, dan obat yang orisinil untuk menyelamatkan kehidupan seseorang baik di dunia maupun di akhirat. Bahkan kerap kali shalawat ini memutarbalikkan sebuah fakta inderawi.Berikut beberpa buah kisah yang bertutur tentang keajaiban shalawat. “SUFYAN ATS-TSAURI DAN KISAH ANAK SI TUKANG RIBA”.

Sufyan ats-Tsauri menuturkan, “ Aku pergi haji. Manakala Tawaf di Ka’bah, aku melihat seoerang pemuda yang tak berdoa apapun selain hanya bershalawat kepada Nabi SAW. Baik ketika di Ka’bah, di Padang Arafah, di mudzdalifah dan Mina, atau ketika tawaf di Baytullah, doanya hanyalah shalawat kepada Baginda Nabi SAW”.

Saat kesempatan yang tepat datang, aku berkata kepadanya dengan hati-hati, “Sahabatku, ada doa khusus untuk setiap tempat. Jikalau engkau tidak mengetahuinya, perkenankanlah aku mengajarimu.” Namun, dia berkata, “Aku tahu semuanya. Izinkan aku menceritakan apa yang terjadi padaku agar engkau mengerti tindakanku yang aneh ini”. “Aku berasal dari Khurasan. Ketika para jamaah haji mulai berangkat meninggalkan daerah kami, ayahku dan aku mengikuti mereka untuk menunaikan kewajiban agama kami naik turun gunung, lembah, dan gurun. Kami akhirnya memasuki kota Kufah. Disana ayahku jatuh sakit, dan pada tengah malam dia meninggal dunia. Dan aku mengkafani jenazahnya. Agar tidak mengganggu jemaah lain, aku duduk menangis dalam batin dan memasrahkan segala urusan pada Allah SWT. Sejenak kemudian, aku merasa ingin sekali menatap wajah ayahku, yang meninggalkanku seorang diri di daerah asing itu. Akan tetapi, kala aku membuka kafan penutup wajahnya, aku melihat kepala ayahku berubah jadi kepala keledai. Terhenyak oleh pemandangan ini, aku tak tahu apa yang mesti kulakukan. Aku tidak dapat menceritakan hal ini pada orang lain. Sewaktu duduk merenung, aku seperti tertidur. Lalu, pintu tenda kami terbuka, dan tampaklah sesosok orang bercadar. Seraya membuka penutup wajahnya, dia berkata, “Alangkah tampak sedih engkau! Ada apakah gerangan?” Aku pun berkata, “Tuan, yang menimpaku memang bukan sukacita. Tapi, aku tak boleh meratap supaya orang lain tak bersedih”.

Lalu orang asing itu mendekati jenazah ayahku, membuka kain kafannya, dan mengusap wajahnya. Aku berdiri dan melihat wajah ayahku lebih berseri-seri ketimbang wajah tuanya. Wajahnya bersinar seperti bulan purnama. Melihat keajaiban ini, aku mendekati orang itu dan bertanya, “Siapakah Anda, wahai kekasih kebaikan?” Dia menjawab, “Aku Muhammad al Musthafa” (semoga Allah melimpahkan kemuliaan dan kedamaian kepada Rasul pilihanNya). Mendengar perkataan ini, aku pun langsung berlutut di kakinya, menangis dan berkata, “Masya Allah, ada apa ini? Demi Allah, mohon engkau menjelaskannya ya Rasulullah”.

Kemudian dengan lembut beliau berkata, “ayahmu dulunya tukang riba. Baik di dunia ini maupun di akhirat nanti. Wajah mereka berubah menjadi wajah keledai, tetapi disini Allah Yang Mahaagung mengubah lagi wajah ayahmu. Ayahmu dulu mempunyai sifat dan kebiasaan yang baik. Setiap malam sebelum tidur, dia melafalkan shalawat seratus kali untukku. Saat diberitahu perihal nasib ayahmu, aku segera memohon izin Allah untuk memberinya syafaat karena shalawatnya kepadaku. Setelah diizinkan, aku datang dan menyelamatkan ayahmu dengan syafaatku”.

Sufyan menuturkan, “Anak muda itu berkata, “Sejak saat itulah aku bersumpah untuk tidak berdoa selain shalawat kepada Rasulullah, sebab aku tahu hanya shalawatlah yang dibutuhkan manusia di dunia dan di akhirat”.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW telah bersabda bahwa, “Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail Alaihumus Salam telah berkata kepadaku. Jibril As. berkata, “Wahai Rasulullah, siapa yang membaca shalawat atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan kubimbing tangannya dan akan ku bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar”. Berkata pula Mikail As., “Mereka yang bershalawat atasmu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu”. Dan Israfil As berkata pula, “Mereka yang bershalawat kepadamu, maka aku akan bersujud kepada Allah SWT dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah SWT mengampuni orang itu”. Kemudian Malaikat Izrail As. pun berkata, ”Bagi mereka yang bershalawat atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi.” Bagaimana kita tidak cinta kepada Rasulullah SAW? Sementara para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang bershalawat atas Rasulullah SAW.

Dengan kisah yang dikemukakan ini, semoga kita tidak akan melepaskan peluang untuk selalu bershalawat kepada pemimpin kita, cahaya dan pemberi syafaat kita, Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah SWT, Rasul, dan para MalaikatNya. Semoga shalawat, salam, serta berkah senantiasa tercurah ke hadirat Nabi kita, Rasul kita, cahaya kita, dan Imam kita, nabi Muhammad al Musthafa SAW beserta seluruh keluarga, keturunan, dan sahabat-sahabat Beliau, dan seluruh kaum mukmin yang senantiasa untuk melazimkan bershalawat kepada Beliau SAW. Amin.

Senin, 12 Juli 2010

Mengapa Engkau Ragu KepadaKU

AKUlah yang berhak disembah, hidup kekal dan slalu memperhatikan dan memenuhi semua kebutuhan makhluk2KU.
dan telah KUturunkan Al Qur'an untukmu sebagai pedoman hidupmu, dan AKU juga turunkan kitab2 lain sebelumnya.Dan bagiKU tidak ada yang tidak aku ketahui baik yang ada di bumi maupun di langit.AKU pulalah yang membentukmu dalam rahim ibumu sesuai kehendakKU. oleh karena itu hanya AKU yang berhak di sembah. ketahuilah bahwa Aku Maha Perkasa dan Maha Bijaksana... (al Araaf 2 - 7).
Mengapa engkau ragu kepadaKU?

PERTOLONGAN ALLOH PASTI DATANG (JANGAN PERNAH MERAGUKANNYA)

assalamualaikum wrwb.

Ketahuilah bahwa dalam menjalani hidup di jalan Alloh janganlah pernah meragukan terhadap pertolonganNYA, jangan ragu terhadap NYA, DIA akan selalu beserta kita dalam keadaan apapun...
Bila  engkau berada dalam kesulitan mintalah pertolonganNya, pasti engkau akan ditolongNYa..(jangan ragu terhadap hal ini..!!!!)
Doamu pasti didengarNYA, dan segera Beliau akan menolongmu...(yaqinlah tentang hal ini..!!!)
Bahwa sesungguhnya pertolongaNYa amat Indah dan Menyenangkan......
Allohu Akbar..Allohu Akbar...Allohu Akbar...Lailaha ilalloh Muhammadar Rosululloh...
Semoga kamu bisa melaksanakannya ...Ammiinn...

Kamis, 03 Juni 2010

Rabu, 26 Mei 2010

HAMBA YANG MASIH BODOH

Gusti Alloh itu Maha Pemberi Rizki.......seorang hamba yang sedang dirundung malang dengan mengalami kesempitan dalam mendapatkan rizki, biasanya akan menggantungkan harapannya kepada Alloh,. Bila dia melakukan ibadah karena mengharapkan rizki dari Alloh itu adalah salah, karena ibadah itu harus dilakukan dengan ikhlas tanpa pamrih apapun selain disebabkan olah Alloh. Ini adalah pekerjaan yang sulit. Disatu sisi dia mengharapkan pertolongan Alloh dalam hal rizki,disisi lain dia harus tetap ikhlas menjalankan ibadah... Bisakah dia memisahkan antara harapan kepada Alloh (roja') dengan ikhlas ? Yang bisa dia lakukan hanya berdoa :
"Duh Gusti Alloh..ampunilah aku yang bodoh ini..yang belum bisa menjalankan ibadah semata-mata  karenaMU. Aku hanya bisa berserah diri kepadaMU,dalam rahmat dan ridloMU, dalam bimbinganMU, dan dalam penjagaanMU....subhana rrobi 'izati ama ya sifun, wa salamun ala mursalin.Alhamdulillahi robul alamin."


DOWNLOAD RIYADUSH SHOLIHIN
http://www.ziddu.com/download/3720386/Imam_Nawawi-Riyadhus_Salihin1.pdf.html
http://www.ziddu.com/download/3720426/Imam_Nawawi-Riyadhus_Salihin2.pdf.html
http://www.ziddu.com/download.php?uid=Z62el5upYq6ZluKnYqqhkZSqX6qhmZWm2

Minggu, 23 Mei 2010

GAMBARAN WAJAH NABI MUHAMMAD SAW





Berikut apa yag dituturkan oleh Ummu Ma’bad Al Khuza’iyah hadapan suaminya, saat beliau SAW lewat di kemahnya dalam perjalanan hijrah ke Madinah.
“Dia sangat bersih, wajahnya berseri-seri, bagus perawakannya, tidak merasa berat karena gemuk, tidak bisa dicela karena kepalanya kecil, elok dan tampan, di matanya ada warna hitam, bulu matanya panjang, tidak mengobral bicara, lehernya panjang, matanya jelita, memakai celak mata, alisnya tipis, memanjang dan bersambung, rambutnya hitam, jika diam dia tampak berwibawa, jika berbicara dia tampak menarik, dia adalah orang paling elok dan menawan dilihat dari kejauhan, bagus dan manis setelah mendekat.
Bicaranya manis, rinci, tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak, bicaranya seakan-akan merjan yang tertata rapi dan landai, perawakan sedang-sedang, mata yang memandang tidak lolos karena perawakannya yang pendek dan tidak sebal karena perawakannya yang tinggi.
Seakan-akan satu dahan di antara dua dahan, dia adalah salah seorang dari tiga orang yang paling menarik perhatian, paling bagus tampilannya, mempunyai rekan-rekan yang menghormatinya, jika dia berbicara mereka menyimak perkataannya, jika dia memberikan perintah mereka segera melaksanakannya perintahnya.
Dia orang yang ditaati, disegani, dikerumuni orang-orang, wajahnya tidak memberengut dan tidak pula orang yang diremehkan.”
Sumber lain adalah dari Shahabat Ali RA: “Beliau bukan orang yang terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek, orang yang perawakannya sedang-sedang, rambutnya tidak kaku dan tidak pula keriting, rambutnya lebat, tidak gemuk dan tidak kurus, wajahnya sedikit bulat, kedua matanya sangat hitam, bulu matanya panjang, persendian-persendiannya yang pokok besar, bahunya bidang, bulu dadanya lembut, tidak ada bulu-bulu di badan.
Telapak tangan dan kakinya tebal, jika berjalan seakan-akan sedang berjalan di jalanan yang menurun, jika menoleh seluruh badannya ikut menoleh, di antara kedua bahunya ada cincin nubuwah, yaitu cincin para nabi, telapak tangannya yang terbagus, dadanya yang paling bidang, yang paling jujur bicaranya, yang paling memenuhi perlindungan, yang paling lembut perangainya, yang paling mulia pergaulannya, siapa pun yang tiba-tiba memandangnya tentu enggan kepadanya, siapa yang bergaul dengannya tentu akan mencintainya”.
Kemudian dia (Ali) berbicara lagi, “Aku tidak pernah melihat orang yang seperti beliau, sebelum maupun sesudahnya.”
Diambil dari buku Siroh Nabawiyah, Oleh Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury.


DOWNLOAD AL QUR'AN AL KAREEM. mp3
http://dulatifh.wapath.com/quran